Pengertian
Posyandu
Posyandu adalah sistem pelayanan yang
dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum
komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan
kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu
bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan
bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah
pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
Tujuan
penyelenggaraan Posyandu menurut Dekes RI adalah:
1. Mempercepat
penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran.
2. Mempercepaat
penerimaan NKKBS.
3. Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan
lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.
Jenis posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu
diperlukan intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu
pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah
posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan
kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya
adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan
dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu
madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah
dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah
kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA,
Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk
posyandu madya ada 2 yaitu:
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi
posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD
(SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3. Posyandu
purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah
posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader
tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi &
Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada
Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah:
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD
untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa
tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50%
KK atau lebih.
4. Posyandu
mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat
melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada
program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.
Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat
tersebut menggunakan prinsip JPKM.
Tingkat
Kemandirian Posyandu
1. Nama :
Anggrek
2. Strata : Madya
3. Alamat : Jalan Hartono Rt 01 Rw 2, Pubalingga Kulon 53312, Purbalingga
4. Indikator
a. Frekuensi kegiatan : >8
b. Rerata jumlah kader : >5
c. Rerata cakupan D/S : <50 o:p="">
d. Cakupaan KB : <50 o:p="">
e. Cakupan KIA : <50 o:p="">
f. Cakupan imunisasi : <50 o:p="">
g. Program tambahan : ada
h. Cakupan dana sehat : <50 o:p="">
Pengelola Posyandu
1. Penanggungjawab umum :
Kades/Lurah
2. Penggungjawab
operasional : Tokoh Masyarakat
3. Ketua Pelaksana : Ketua
Tim Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Pokja
IV Kelurahan/desa
5. Pelaksana: Kader PKK,
yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
Kegiatan Pokok Posyandu
1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan Diare.
Ada kegiatan tambahan di posyandu yakni pelaksanaan posyandu
lansia. Dilakukan hampir sama dengan posyandu balita yaitu sebulan sekali.
Kriteria kader Posyandu
Pentingnya peran
serta masyarakat dalam terselenggaranya Posyandu mengharuskan kader Posyandu
mempunyai pengetahuan bagaimana mengajak masyarakat datang ke Posyandu. Dengan
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi seperti saat ini tentu menjadikan
masyarakat lebih pandai dalam memilih dan memanfaatkan prasarana kesehatan,
Intinya pelayanan yang terbaiklah yang akan terpilih.
Keterbatasan
yang ada di Posyandu mungkin tidak dapat menyamai penyedia layanan Kesehatan
lain yang lebih kompleks, seperti klinik atau rumah Sakit. Meskipun begitu
kader posyandu tidak perlu merasa kecil hati mengingat fungsi dan peran
Posyandu sebagai penyedia layanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang tidak
atau belum memiliki jangkauan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kriteria
kader Posyandu antara lain:
1. Dapat membaca dan
menulis.
2. Berjiwa sosial dan mau
bekerja secara relawan.
3. Mengetahui adat istiadat
serta kebiasaan masyarakat.
4. Mempunyai waktu yang
cukup.
5. Bertempat tinggal di
wilayah Posyandu.
6. Berpenampilan ramah dan
simpatik.
7. Diterima masyarakat
setempat.
Berdasarkan hasil wawancara, jumlah kader yang
ada di posyandu ada 5 orang.
Pelaksanaan
Kegiatan Posyandu
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang
ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan
dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu :
1. Meja I : Pendaftaran.
2. Meja II : Penimbangan
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan
perorangan berdasarkan KMS.
5. Meja V : Pelayanan KB
& Kes :
a. Imunisasi
b. Pemberian vitamin A
Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.
c. Pembagian pil atau
kondom
d. Pengobatan ringan.
e. Kosultasi KB-Kesehatan
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh
kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes,
perawat dan petugas KB).
Sasaran Posyandu
1. Bayi/Balita.
Ada 30 balita yang ada di wilayah posyandu, yaitu gabungan dari Rt
1 dan 2. Namun jumlah bayi yang datang ke posyandu hanya sekitar 22 balita.
Jumlah balita yang memiliki KMS hampir semua balita memiliki KMS.
2. Ibu hamil/ibu menyusui.
3. WUS dan PUS.
Strata Posyandu
1. Posyandu Pratama :
· belum mantap.
· kegiatan belum rutin.
· kader terbatas.
2. Posyandu Madya :
· kegiatan lebih teratur
· jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama :
· kegiatan sudah teratur.
· cakupan
program/kegiatannya baik.
· jumlah kader 5 orang
· mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
· kegiatan secara terahir
dan mantap
· cakupan program/kegiatan
baik.
· memiliki Dana Sehat dan
JPKM yang mantap.
Indikator sebagai
penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :
Ø Jumlah buka Posyandu
pertahun.
Ø Jumlah kader yang
bertugas.
Ø Cakupan kegiatan.
Ø Program tambahan.
Ø Dana sehat/JPKM.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi
1. Kesehatan ibu dan anak :
-
Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
-
Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februari dan Agustus)
-
PMT
-
Imunisasi.
- Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2. Keluarga berencana,
pembagian Pil KB dan Kondom.
3. Pemberian Oralit dan
pengobatan.
4. Penyuluhan kesehatan
lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader
PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu
berdasarkan :
§ D / S : baik/kurangnya
peran serta masyarakat
§ N / D : Berhasil
tidaknya Program posyandu
Dana
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui
gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya
serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui
kegiatan Dana Sehat.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kinerja
Posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi dan kemampuan para kader dalam
melaksanankan kegiatan Posyandu. Hal inilah yang perlu disadari mengingat
timbulnya berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan motivasi kader
Posyandu, baik secara intenal ataupun eksternal.
2. Timbulnya
krisis ekonomi semakin memperlemah fungsi posyandu. sekitar 50 % kader Posyandu
menjadi "tidak aktif" karena berbagai kendala, mislnya pindah ke kota
karena alasan ekonomi juga karena kesibukan lainnya. Tetapi untuk merekrut
kader baru tidaklah mudah.
Saran
1. Diperlukan kesadaran untuk menjadi
seorang kader agar posyandu berjalan lancar dan baik.
2. Kegiatan posyandu agar lebih
ditingkatkan lagi untuk dapat menurunkan angka kematian bayi dan balita, juga
meningkatkan angka kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 0 Tahun
1990. Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Jakarta, 1990